Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia telah memberikan persetujuan akhir untuk melanjutkan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.

Keputusan ini diambil setelah mencapai kesepakatan dengan perusahaan robotika kelautan asal Amerika Serikat, Ocean Infinity, yang akan memulai pencarian baru di Samudra Hindia. ​

Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014 pukul 00.41 waktu setempat, menuju Beijing. Pesawat tersebut membawa 227 penumpang dan 12 awak kabin.

Sekitar satu jam setelah lepas landas, komunikasi terakhir dengan pengendali lalu lintas udara terjadi, dan setelah itu pesawat menghilang dari radar tanpa adanya sinyal darurat atau permintaan bantuan. ​

Upaya pencarian internasional dilakukan di Laut China Selatan dan Samudra Hindia, namun tidak membuahkan hasil.

Pada tahun 2018, Ocean Infinity telah melakukan pencarian, tetapi tidak menemukan bangkai pesawat. ​

Pencarian Baru dengan Teknologi Canggih

Dalam upaya terbaru ini, Ocean Infinity akan menggunakan kapal Armada 7806 yang dilengkapi dengan kendaraan bawah laut otonom dan teknologi sonar mutakhir. Pencarian akan mencakup area seluas 15.000 kilometer persegi di Samudra Hindia bagian selatan.

Operasi ini dilakukan berdasarkan perjanjian “no find, no fee”, di mana Ocean Infinity hanya akan menerima pembayaran sebesar $70 juta jika berhasil menemukan bangkai pesawat. ​

Harapan bagi Keluarga Korban

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, menyatakan harapannya agar pencarian ini dapat memberikan penutupan bagi keluarga korban yang telah menunggu selama lebih dari satu dekade.

Pemerintah Malaysia menekankan komitmennya untuk terus mencari jawaban atas misteri hilangnya MH370 dan memberikan keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan. ​

Pencarian ini diharapkan dapat mengakhiri spekulasi dan teori konspirasi yang berkembang sejak hilangnya MH370, serta memberikan jawaban yang telah lama dinantikan oleh keluarga korban dan masyarakat internasional.