Desa Gladag, Rogojampi — Dalam rangka meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK) 6 Universitas Airlangga  melaksanakan program revitalisasi dan pengelolaan Perpustakaan Surongganti. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi peran perpustakaan desa sebagai pusat literasi, pembelajaran, dan akses informasi bagi seluruh warga.

Melalui program ini, tim mahasiswa BBK 6 bertugas melakukan berbagai kegiatan teknis dan operasional, mulai dari penjagaan perpustakaan secara rutin, pendataan koleksi buku, pencatatan pengunjung harian, hingga pengelolaan sistem peminjaman dan pengembalian buku. Langkah awal dimulai dari penataan ulang rak dan penyusunan buku berdasarkan kategori, yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan database sederhana untuk mendata koleksi dan aktivitas pengunjung.

“Awalnya buku-buku belum tertata rapi, dan tidak ada sistem pencatatan yang berjalan. Kami mulai dari yang paling dasar: mendata ulang, menyusun rak, dan membuat sistem pencatatan digital menggunakan Google Sheet,” jelas salah satu mahasiswa.

Dalam implementasinya, perpustakaan kini memiliki database berisi 950 buku dari 491 judul, serta sistem pencatatan kunjungan dan peminjaman buku yang terdokumentasi dengan baik. Rata-rata tercatat 5 hingga 15 pengunjung per hari, mayoritas berasal dari kalangan anak-anak dan remaja usia sekolah. Pengunjung juga aktif meminjam dan membaca buku di tempat.

Selain meningkatkan kenyamanan ruang baca dan keteraturan koleksi, mahasiswa BBK 6 juga berperan menjaga suasana perpustakaan agar tetap bersih, kondusif, dan ramah anak. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih betah dan tertarik untuk menjadikan perpustakaan sebagai ruang publik pembelajaran.

Program ini menyasar anak-anak sekolah dasar hingga menengah, pemuda desa, serta warga umum yang ingin mengakses buku bacaan maupun referensi. Respons masyarakat pun sangat positif. Anak-anak tampak antusias datang ke perpustakaan setiap hari, baik untuk membaca, belajar kelompok, maupun sekadar melihat-lihat koleksi baru.

Keberhasilan program ini terlihat dari sejumlah indikator yang telah tercapai, antara lain:

• Tersusunnya database koleksi buku dan pengunjung;
• Berjalannya sistem penjagaan dan layanan perpustakaan secara rutin;
• Terdokumentasinya aktivitas peminjaman dan pengembalian buku;
• Peningkatan jumlah pengunjung harian dibandingkan sebelum ada pengelolaan intensif;
• Koleksi buku yang lebih tertata dan mudah diakses.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa BBK 6  berharap Perpustakaan Surongganti dapat terus berkembang menjadi pusat literasi desa yang aktif dan berkelanjutan. Ke depan, kolaborasi antara pemuda, sekolah, dan pemerintah desa diharapkan mampu menjaga eksistensi perpustakaan sebagai bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia di pedesaan.